Senin, 22 April 2013

PENELITIAN TINDAKAN KELAS



UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DAN HURUF PADA SISWA KELAS I  SDN CIPINANG BESAR SELATAN 17 PAGI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2012/2013


BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Bahasa adalah alat komunikasi masyarakat berupa lambang bunyi suara  dihasilkan artikulasi manusia. Bahasa sebagai alat komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Seluruh lapisan masyarakat menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi. Berkomunikasi merupakan  proses pembelajaran membutuhkan keterampilan berbahasa yakni,  keterampilan yang menekankan pada keterampilan reseptif dan keterampilan produktif. Ada empat keterampilan berbahasa harus dikuasai siswa dalam belajar bahasa, yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa itu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh kerena itu, siswa diharapkan memiliki keterampilan berbahasa yang lengkap, sebagai aspek keterampilan berbahasanya.
Bahasa ada empat aspek, namun semuanya melalui tahapan berdasarkan penalaran dan kemampuan yang didapat oleh siswa. Dalam mempelajari bahasa yang sangat sulit untuk diterima oleh siswa adalam membaca dan menulis. Dari kedua aspek tersebut saling keteraitan yang erat. Pada penerapan pelajaran mengenai membaca dan menulis diajarkan pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas 1 yang masih dalam pelajaran pemula.
Kehitorogenan pada anak guru sulit menentukan metode apa yang tepat dalam belajar tidak semua siswa mempunyai kemapuan yang sama. Guru berpikir keras untuk bertindak pembelajran yang memberikan hasil maksimal. Jika terjadi peningkatan dalam belajar hampir merata sudah memenuhi KKM, berarti guru sudah dikatakan berhasil.
 Dengan meratakan peningkatan hasil belajar siswa yang sesuai KKM maka guru mengunakan metode yang mudah dimengerti dan pahami oleh siswa. Metode tidak boleh melebihi batas harus sesuai dengan pengajaran dan kemampuan siswa tersebut. Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode gambar dan haruf, supaya anak lebih paham yang dipelajari. Pengguanaan gambar yang digunakan oleh peneliti memberikan kemudah siswa dalam mendefinisikan suatu benda. Jadi siswa tidak hanya berinajinasi namun meliat langsung.
Gambar sebagai media pendukung memberikan ranah positif pada siswa, namun harus didukung dengan pelaksaan yakni huruf. Pelaksaanan dalam mendefinsiskan suatu benda dibantu gambar memudahkan siswa untuk menambah kosa katanaya. Untuk memingkatkan hasil belajar siswa peneliti melakukan sebuah penelitian yangberjudul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Melalui Penggunaan Gambar dan Huruf Pada Siswa Kelas 1 SDN Cipinang Besar Selatan 17 Pagi Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013.

A.          RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian-uarain latar belakang masalah diatas dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah Melalui Penggunaan Gambar dan Huruf dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas 1 SDN Cipinang Besar Selatan 17 Pagi Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013”?
 
B.            TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui melalui penggunaan gambar dan huruf dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas 1 SDN Cipinang Besar Selatan 17 Pagi Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013?

C.           MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi penelitian lain yang terkait dengan peneliti, diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan masalah Dapat memberikan sumbangan pemikiran berupa langkah-langkah perbaikan strategi pembelajaran. Melaui pembelajaran ini peneliti akan mengungkapan, “bagaimana penggunaan gambar dan huruf dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas 1 SDN Cipinang Besar Selatan 17 Pagi Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013”
a.      Dapat mendorong para guru dalam memberikan materi pelajaran dengan memperhatikan kemampuan siswa sebelumnya.
b.        Dapat memberikan alternatif kepada guru dalam pengguanakan gamar dan huruf mampu mempermudah siswa untuk membaca dan memknai bacaan.
c.         Dapat memberikan wawasan kepada guru dalam menyiapkan diri mengajar Bahasa Indonesia mengenai membaca yang baik kepada siswa, supaya dapat memahami yang dibaca.


BAB II
LANDASAN TEORI


A.           Tinjauan Pustaka
1.        Tinjauan Tentang Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
a.         Pengertian Meningkatan Hasil Belajar

Menurut Djamarah (1997: 11) belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan. Sejalan dengan pendapat di atas, Slameto (1995: 2) mengartikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoteh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Sumadi Suryabrata (1981: 2) belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar aktual maupun potensial. Perubahan itu pada hakekatnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan perubahan itu terjadi karena usaha dari prose perkembangan yang dialami yang berlangsung terus menerus.
Sebagaimana dikatakan bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu proses perubahan manusia. Dalam ilmu psikologi, proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah (manners or operation) khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapai tujuan tertentu. (Rober ,1988, dalam Muhibin,1995). Dalam pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan sepadan dengan proses. Jadi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya. Dalam uraian tersebut digambarkan bahwa belajar adalah aktifitas yang berproses menuju pada satu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu.
Belajar adalah suatu proses perkembangan, reorganiaasi pengalaman yang berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan anak yang berlangsung terus menerus. Dalam hal ini belajar akan berkelanjutan terus tidak ada berhentinya. Belajar memberikan pengaruh yang kuat dan menjadikan siswa mengerti maksud dan tujuan dari belajar. Kemampuan siswa dalam belajar mengalami keragaman disini guru harus bisa memilah dan meratakan keragaman tersebut yang semua mengacu pada kemampuan.
Belajar jika dilihat dari beberapa pengertian di atas kebanyakan melibatkan aspek pengetahuan atau kognitif dari pada tingkah lakunya. Tetapi jika dilihat dari orang yang sedang belajar, terlihatlah itu merupakan integritas perbuatan fisik dan psikisnya. Selain itu juga dipengaruhi faktor lain yang lebih kompleks yaitu lingkungan.
Belajar dapat diartikan sebagai proses mental yang terjadi dalam diri seseorang dan melibatkan kegiatan berpikir yang terjadi melalui interaksi aktif dengan lingkungan (pengalaman belajar), sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang positif. Belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan dari abstraksi pengalaman baik alami maupun manusiawi. Proses konstruksi itu ditakukan secara pribadi dan sosial. Proses ini adalah proses yang aktif. Beberapa faktor seperti pengalaman, pengetahuan yang telah dipunyai, kemampuan kognitif dan lingkungan berpengaruh terhadap prestasi belajar. Kelompok belajar dianggap sangat, membantu belajar karena mengandung beberapa unsur yang berguna menantang pemikiran dan meningkatkan harga diri seseorang. Belajar juga dapat diartikan adanya perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan perubahan itu didapatkan dengan latihan yang disengaja. 
Menurut Nasution (2006:36) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Pendidikan merupakan bentuk interasi antara guru dengan siswa. Keduanya aktif untuk memecahkan masalah mata pelajaran yang dihadapi. Menemukan ilmu dari pengembangan yang disampaikan oleh gurunya. keinteraksian guru membuka dan mengeksplorasi siswa supaya menjadi penemu dalam pola pikirnya. Siswa yang berkembang dalam penemuanya menjadi tolak ukur kemampuan siswa dalam berpikir, maka disini siswa lebih aktif, kreatif dan inovatif. Siswa yang pasif sulit untuk menerima materi yang disampaikan oleh guru disaat belajar. Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh inidividu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan mahasiswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebagaimana yang dikemukakan Hamalik (1995: 48) hasil belajar adalah “Perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang”. Pendapat tersebut didukung oleh Sudjana (2005: 3) “hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”.
perubahan prilaku pada diri tidak begitu saja, melainkan adanya proses yang mendorong untuk merubahnya baik dari dalam maupun dari luar. Secara kebersamaan dari pengembangan materi yang diberikan. Dari materi yang dapat maka mendapat kemampuan yang mendasari diri siswa yakni kemampuan kognitif yang dinilai dari akademik didapat, afektif kekmapuan keefektifan siswa dalam menyerap berbagai pelajaran yang disampaikan guru, dan psikomotor kemamupan tindakan yang mencerminkan  prilaku yang berakhlak dari hasil belajarnya.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Hasil belajar merupan proses setelah siswa mendapat ilmu yang ditransfer oleh guru dan ada juga dari pengalaman yang didapatnya. Dari keterampilan dan kebiasaan siswa memberikan kemapuan yang sanggup memberikan perubahan yang signifikan menjadikan siswa terbiasa untuk trampil dalam menghadapi berbagai permasalahan yang menjadikan penemuan. Pengetahuan dan pengaruahan mengacu pada aspek ilmu yang menarahkan pada pola pikir dan sikap siswa. Hal ini, bagi siswa diperlukan penalaran yang kuat didalam perubahan.
a.               Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989 : 39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981 : 21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh  kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002 : 39).
Belajar  adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya" (Ali Muhammad, 204 : 14). Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).
Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif
Dari Pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa Meningkatan Hasil Belajar adalah perbuatan-perbuatan yang menghasilkan “perubahan” yang menuju ke sesuatu yang lebih maju lagi, dan perubahan-perubahan itu didapat atas dasar latihan-latihan yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswaa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya dari perubahan kognitif, afektif dan psikomotorik.
b.        Pengertian Bahasa Indonesia
Bahasa adalah alat komunikasi masyarakat berupa lambang bunyi suara  dihasilkan artikulasi manusia. Bahasa sebagai alat komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Seluruh lapisan masyarakat menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi. Berkomunikasi merupakan  proses pembelajaran membutuhkan keterampilan berbahasa yakni,  keterampilan yang menekankan pada keterampilan reseptif dan keterampilan produktif. Ada empat keterampilan berbahasa harus dikuasai siswa dalam belajar bahasa, yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat keterampilan tersebut saling keterkaitan yang kuat maka dan membentuk suatu bahasa yang uviversal.
Bahasa merupakan salah satu kemampuan terpenting manusia yang memungkinkan manusia unggul dari makhluk-makhluk lain di muka bumi. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang terintegrasi, mencakup bahasa ujaran, membaca dan menulia” (Lerner, 1988: 311).
Menurut Owens (1988: 379) “Bahasa merupakan kode atau sistem konvensional yang disepakati secara sosial untuk menyajikan berbagai pengertian melalui penggunaan simbol-simbol sembarang dan tersusun berdasarkan aturan yang telah ditentukan. Bahasa memiliki cakupan yang luas (bahasa isyarat, kode morse, bahasa ujaran, bahasa tulis).”
Ekspresi Bahasa memiliki enam komponen, yaitu (1) fonem, (2) morfem, (3) sintaksis, (4) sematik, (5) prosodi, (6) pragmatik. Fonem merupakan satuan terkecil dari bunyi ujaran yang dapat membedakan arti (Gorys Keraf, 1991: 30)
fonem merupakan sebuah huruf sebagai simbol untuk pembentukan kata yang memiliki makkna, morfem ialah imbuhan yang memposisikan baik imbuhan depan, tengah, atau belakan untuk melengkapi makna, sistaksis merupakan kumpulan dari fonem atau imbuhan yang memiliki struktur satuan utuh, dalam hal ini sintaksi sudah terbentuk kalimat yang memilik makna dan fungsi. Semantik seabgai pemahaman makna baik tersurat atau tersirat didalam kosa kata tersebut, sedangkan prakmatik mempelajari makna tuturan secara lisan yang terdapat dalam bahasa yang digunakan pengguna bahasa.
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer
Bahasa dalam kehidupan manusia sangat penting, karena bahasa sebaugai alat komunikasi untuk menyapaikan gagasan dan idenya yang berupa sebuah simbol dalam tulisan. Dengan simbolnya menjurus pada sebuah bunyian yang bermakna supaya dapat dipahami oleh pendengarnya.
Menurut Owen dalam Stiawan (2006:1), menjelaskan definisi bahasa yaitu language can be defined as a socially shared combinations of those symbols and rule governed combinations of those symbols (bahasa dapat didefenisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan).
Pendapat di atas mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Tarigan (1989:4), beliau memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer. Bahasa tidak hanya berupa bentuk simbol, bahasa yang digunakan sekian banyak manusia merupakan  lambang atau simbol yang terstruktur dan sistematis, sehingga dapat dipelajari.
Pendapat lainnya tentang definisi bahasa diungkapkan oleh Syamsuddin (1986:2), beliau memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan. Bahasa sebagai identitas negara yang mempunyai pengaruh besar dalam suatu bangsanya.
Bahasa Indonesia sebagai sarana pergau'lan seluruh rakyat Indonesia dan sebagai bahasa resmi memupuk rasa persatuan pada suku-suku bangsa di Indonesia, karena mereka merasa satu bangsa dengan satu bahasa, sehingga Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan.
Dalam undang-undang tentang pendidikan dan pengajaran No. 12 tahun 1951 Bab W tentang Bahasa pengantar tercantum sebagai berikut :
1.            Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan adalah bahasa pengantar di sekolah-sekolah di seluruh Republik Indonesia.
2.               Di Taman Kanak-kanak dan di tiga kelas yang terendah di sekolah   dasar, bahasa daerah boleh dipergunakan sebagai bahasa pengantar.
Di dalam kelas bahasa daerah boleh dipergunakan sebagai bahasa pengantar, supaya pendidikan bagi kanak-kanak yang masih kecil itu mendapat hasil yang sebaik-baiknya. Sedangkan di daerah-daerah yang bahasanya tidak seberapa jauh bedanya dengan Bahasa Indonesia, misalnya daerah Minang dan Jakarta maka Bahasa Indonesia dapat dipergunakan sebagai bahasa pengantar mulai dari kelas yang terendah. Bahasa daerah dipergunakan sebagai bahasa pengantar di kelas I, II, dan III sekolah dasar maka Bahasa Indonesia diajarkan sebagai mata pelajaran yang diharuskan, sehingga pemakaian Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar mulai kelas IV sudah tidak menemui kesulitan lagi.

2.        Tinjauan Tentang Penggunaan Media Gambar Dan Huruf
a.      Pengertian Penggunaan Media Gambar
Meningkatkan hasil belajar siswa tidak hanya proses belajarnya saja, tetapi bagaimana anak merasa senang dan nyaman. pembelajaran sangat ditentukan oleh media yang dibutuhkan selama proses belajar berlangsung. Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medoe adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Menurut  Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu, Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Segala fisik yang berhubungan media yang mampu merangsang siswa untuk belajar yakni dapat berupa buku, film, kaset, film bingkai, pesawat radio, infokus, proyektor, dan lain – lain.
Menurut Santoso S. Hamidjojo dalam Amir Achsin (1980, media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang penyebar ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima. Ide atau gagasan sebagai perantara yang digunakan untuk menyalurkan pesan kepada penerima mampu memahami apa yang disampaikannya.
Berdasarkan teori – teori di atas dapat disimpulkan bahwa media merupakan perantara atau pengantar yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari segala fisik yang dipakai seseorang untuk menyebarkan ide atau gagasan dari  berbagai jenis komponen dalam lingkungan yang hendaknya mampu menghipnotis siswa untuk termotivasi dalam belajar. Untuk memotivasinya siswa harus diberikan media memberikan daya taraik dalam belajarnya. Salah satu media yang digunakan yaitu gambar.
Media gambar merupakan salah satu media pembelajaran dalam pengajaran bahasa Indonesia, media mempunyai peran penting karena beberapa alasan. Media pembelajaran membantu guru dalam mengatur proses pengajarannya serta penggunaan waktu di kelas dengan bijak. Media pembelajaran yang biasa digunakan meliputi permainan, gambar, komik, CD dan sebagainya. Ketersediaan media di suatu kelas akan mempengaruhi pembelajaran siswa dimana penempatan media yang sesuai akan mendukung proses pencapaian pembelajaran itu sendiri salah satunya adalah menggunakan media gambar.
Media gambar atau foto adalah media yang paling umum dipakai. Media gambar mempermudah seseorang untuk mengamati secara langsung untuk dijadikan sebagai objek yang diamatinya.
Menurut Ahmad Rohani (1997:21) mengatakan bahwa media gambar adalah media yang merupakan reproduksi bentuk aslinya dalam dua dimensi, yang berupa foto atau lukisan. Lukisan atau foto terbentuk dari media yang diamati oleh fotografer maupun pelukis yang secara nyata. Tetapi untuk sekarang ini, foto dan lukisan dapat dibedakan dari bentuk yang dihasilkannya. Foto lebih berdominasi pada hal yang sudah modern dan tidak dapat di rekayasa sesuai dengan bentuk aslinya. Sedangkan pada lukisan, dapat di rekayasa dari bentuk aslinya karena lukisan dilakukan secara manual oleh seorang pelukis, bahkan lukisan itu dapat terbentuk dari imajinasi seseorang.
Dari pengertian media gambar di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar merupakan segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk dua dimensi yang digunakan secara umum dari reproduksi bentuk aslinya yang memudahkan seseorang untuk mengamati objek yang diamati.

b.      Pengertian Media Huruf
Pengenalan huruf secara abjad saja mungkin siswa tidak mengalami kesulitan. Huruf yang dipahami siswa hanya satu simbol yang memiliki perbedaan. Apabila huruf tersebut dirakai menjasi suatu kata, maka siswa sudah mengalami kesulitan untuk membacanya. Didalam ketataan bahasa setiap rangkai kata haurs memiliki makna yang kongkrit. Makana tersebut mewakili benda yang tuju atau yang ditulis oleh siswa. Pada awalnya siswa hanya menulisnya, tetapi tidak tahu apa yang ditulis dia hanya tau bacaan dan huruf saja. Pada dasarnya pendefinsian mengenai huruf sediri tidak ada, akan tetapi dalam ilmu bahasa huruf lebih dikenal dengan kata fonologi. Istilah “fonologi” berpadanan dengan  phonology di dalam bahasa Inggris merupakan satu bidang khusus dalam linguistik. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988:244), fonologi dimaknai sebagai  ilmu tentang bunyi bahasa, terutama yang mencakup sejarah dan teori perubahan bunyi. Bunyi bahasa sudah pasti berhubungan dengan huruf yang sudah disepakati bersama.
Menurut Abdul Chaer (2003:102), secara etimologi istilah “fonologi” ini dibentuk dari kata “fon” yang bermakna “bunyi” dan “logi”  yang berarti “ilmu”. Jadi, secara sederhana dapat dikatakan bahwa fonologi merupakan ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada umumnya. Objek kajiannya adalah “fon” atau bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Menurut Verhaar (1984:36) mengatakan bahwa fonologi  merupakan bidang khusus dalam linguistik yang mengamati bunyi-bunyi suatu bahasa tertentu sesuai dengan  fungsinya untuk membedakan makna leksikal dalam suatu bahasa. Dalam arti, setiap huruf memiliki bunyi yang berbeda yang sudah diatur artikulasi manusia. Tujuan dibedakan bunyi dan simbol supaya terjadi suatu bunyi dan memilki makna. Huruf yang berdiri sendiri tanpa dirangkai kata, huruf tersebut tidak mempunyai makan.
Dari Pengertian huruf diatas dapat disimpulkan bahwa huruf merupakan ilmu tentang bunyi bahasa, terutama yang mencakup sejarah dan teori perubahan bunyi apabila dirakai dengan tata bahasa akan memliki makna. Huruf yang berdiri sendiri tanpa dirangkai kata, huruf tersebut tidak mempunyai makan

A.       Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori, kerangka pemikiran maka dapat dirumuskan hipotesi penelitian tindakan kelas sebagai berikut : “Diduga melalui media gambar dan huruf  pada mata pelajaran Bahasa Indonesia  pada Siswa kelas I SDN Cipinang Besar Selatan 17 Pagi mengalami penikatan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.           Setting Penelitian
1.       Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 selama 4 bulan dimulai pada bulan Januari – Pebruari 2013.
                           2.      Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Cipinang Besar Selatan 20 Pagi. Kelas yang diteliti adalah kelas 1 dengan jumlah siswa 38 orang. Subjek penelitian ini adalah guru kelas 1 dengan objek penelitian pembelajaran Bahasa Indonesia  Menggunakan media gambar dan huruf. Penelitian  dilaksanakan peneliti sebagai pengajar kelas 1 di SDN Cipinang Besar Selatan 17 Pagi.

B.             Subyek Penelitian
Subyek penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas  pada siswa kelas 1 SD Negeri Cipinang Besar Selatan 17 Pagi  tahun pelajaran 2012/2013 selama satu semester mulai bulan Januari-Pebruri dengan jumlah siswa 30.

A.            Faktor yang Diteliti
Dalam rangka menjawab permasalahan sebagaimana telah diuraikan di atas ada beberapa faktor yang diteliti :
                                1.          Faktor Internal
Melihat kemampuan siswa kelas 1 SD Negeri Cipinang Besar Selatan 19  Pagi dalam membaca dengan benar.
                                2.          Faktor Ekstristik
Faktor guru dilaksanakan dengan melihat cara guru dalam merencanakan pembelajaran serta bagaimana pelaksanaannya di dalam kelas. Permasalahan yang diteliti meliputi apakah sudah mencakup keseluruhan langkah pembelajaran yang dilaksanakan, apakah sudah mencakup pembelajaran latihan yang berjenjang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

B.              Sumber Data
         Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Informasi tersebut akan digali dari berbagi sumber data dan  jenis data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi :
                               1.          Informasi yang terdiri dari guru kelas 1 SD Negeri Cipinang Besar Selatan 20 Pagi.
                               2.          Tempat dan peristiwa, diruang kelas dan proses pembelajaran Bahasa Indonesia
 
                                1.          Arsip, daftar nilai raport, ulangan harian, ulangan tengah semester dan  catatan pribadi siswa
                                2.          Tes hasil belajar

B.                  Teknik Sampling
         Teknik sampling atau teknik penentuan sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster sampling yaitu keseluruhan populasi digunakan sebagai sampel adalah siswa kelas 1 SD Negeri Cipinang Besar Selatan 17 Pagi yang berjumlah 30 siswa.

C.                  Teknik Pengumpulan Data
         Sesuai dengan bentuk penelitian dan sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.                              Observasi
Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi langsung dan parsipatif. Observasi langsung (direct observation) yaitu observasi yang dilakukan tanpa perantara (secara langsung) terhadap objek yang diteliti. (H Muhammad  Ali, 1993:72). Observasi dilakukan pada siswa kelas 1 SD Negeri Cipinang Besar Selatan 20 Pagi bagaiman pemahaman siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 
2.            Pencatatan arsip dan dokumen
a.       Arsip
1)                  Kurikulum KTSP tentang ruang lingkup materi, Standar
Kompetensi, tujuan kompetensi dasar, hasil belajar, indikator
dan materi pokok kelas 1.
2)                  Silabus yaitu tentang alokasi waktu dan tema yang diajarkan
b.      Dokumen
Berupa nilai formatif untuk memperoleh data tentang hasil belajar atau prestasi belajar siswa sebelum dilakukan tindakan.
3.         Tes
Tes hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menerima bahan ajar dan untuk mengetahui peningkatan prestasi materi menggambar bentuk dalam pembelajaran Bahasa Jawa   setelah dilakukan tindakan

D.             Validasi Data
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:160) : “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau kurang sahih memiliki validitas rendah”.
Dalam penelitian ini untuk menjamin kesahihan data dan mengembangkan validitas data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah menggunakan trianggulasi data (sumber) yaitu menggumpulkan data sejenis dari beberapa sumber data yang berbeda. Misalnya dibalik data yang berupa informasi, arsip dan peristiwa. Selain itu data base akan dikembangkan, disimpan agar sewaktu-waktu dapat ditelusuri kembali bila dikehendaki adanya verifikasi data.
Berdasarkan prestasi siswa dalam kolaborasi dengan teman sejawat sebelum diadakan tindakan, prestasi belajar dalam pembelajaran Bahasa Jawa   rata-rata rendah. Setelah diadakan penelitian dan tindakan kelas yang menerapkan metode pembelajaran aktif, ternyata prestasi pemahaman membaca dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas 1 SD Negeri Cipinang Besar Selatan 20 Pagi.

E.                 Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif (Huberman, 1984 dalam HB Sutopo, 1996:186). Analisis data dalam penelitian ini adalah model analisi interaktif yang mempunyai tiga komponen yaitu : 1) sajian data, 2) reduksi data, dan 3) penarikan kesimpulan atau verifikasi data masih berlangsung.

 
Langkah-langkah analisis :
1.         Melakukan analisis awal bila data yang didapatkan di kelas sudah cukup maka dapat dikumpulkan.
2.         Mengembangkan bentuk sajian data, dengan menyusun koding dan matrik yang berguna untuk penelitian lanjutan.
3.         Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar kasus
4.         Melakukan verifikasi, pengayakan dan pendalaman data. Apabila dalam persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara lebih terfokus.
5.         Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian datanya bagi susunan laporan.
6.         Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian
Merumuskan implikasi kebijaksanaan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam akhir penelitian.

A.                Prosedur Penelitian Tiap Siklus
Sebelum mengadakan tindakan pada penelitian ini ,maka peneliti mengadakan observasi cara mengajar guru dalam kelas serta mencari data kemampuan awal membaca dari siswa.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwasannya pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus namun bila dari dari dua siklus yang direncanakan masih terdapat masalah yang harus dipecahkan maka dapat dilanjutkan dengan siklus berikutnya.
Pelaksanaan prosedur penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :



Diskripsi siklus I.
a.              Tahap perencanaan tindakan.
         Dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
1)             Peneliti menyusun silabus yang berkaitan dengan materi membaca.
2)             Peneliti merancang skenario pembelajaran yang dapat mengaktifkan secara kelompok besar.
3)             Merancang alat pengumpul data yang berupa tes dan digunakan untuk mengetahui pemahaman  kemampuan siswa yang berkaitan dengan materi membaca dan pemahan kontek yang baca.

b.             Tahap pelaksanaan tindakan.
1)             Pada siswa diberikan penjelasan umum tentang tujuan penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan yang telah direncanakan, baik mengenahi pengumpulan data maupun kegiatan - kegiatan yang lain.
          Kegiatan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi : (a) Memberikan penjelasan secara umum tentang pokok bahasan yang diajarkan dengan mengunakan strategi pembelajaran aktif dengan tehnik menstimulir rasa ingin tahu siswa (b) Mendorong siswa yang belum aktif untuk aktif dalam  mengikuti pembelajaran. (c) Mengamati dan mencatat siswa yang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran (d) Mengumpulkan hasil pengujian yang diperoleh siswa dalam mengerjakan tugas  (e) Menganalisa hasil tes yang diberikan setelah siswa diajar dengan tehnik menstimulir secara kelompok besar.Peneliti mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran klasikal yang telah dirancang dan mencatat kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh masing – masing siswa.
2)             Peneliti memberikan evaluasi pada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa berkaitan dengan materi membaca.
c.           Tahap observasi tindakan.
Peneliti mengamati dan mencatat semua kejadian yang terjadi pada saat siswa mengikuti pengajaran dan menanyakan pada siswa  yang kurang aktif dalam pembelajaran tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.

d.             Tahap refleksi.
Peneliti menganalisa hasil pekerjaan siswa dan hasil observasi yang dilakukan pada siswa guna menentukan langkah berikutnya. Peneliti membuat pengelompokkan siswa didasarkan pada hasil yang didapatkan siswa pada evaluasi yang dilakukan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar