BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencipta sastra dalam menyusun karya sastra tidak asal jadi, tetapi benar-benar dikerjakan dengan maksimal. Mengingat karya sastra yang dibuatnya bukan untuk dirinya, tetapi untuk masyarakat sebagai penikmat sebuah karya sastra. Sebagaimana pepatahnya seni bukan untuk seni, tetapi untuk masyarakat. Dalam hal ini sastra menjadi pokok utama dalam memberikan kenikmatan kepada masyarakat lebih mengenali apa arti sebuah sastra yang dijadikan sebagai inspirasi dalam kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu, sastra dalam perkembangannya melalui berbagai tahap untuk mencapai sebuah karya sastra yang bermutu dan berimajinatif maupun non imajinatif sebagai seni budaya yang tidak dilupakan dan harus dilestarikan.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah teori sastra. Selain itu juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembaca dengan memberi informasi tentang sastra dan perkembangannya di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sastra
Sastra adalah seni bahasa. Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam. Sastra adalah ekspresi pikiran dalam bahasa. Dimaksud dengan pikiran disini adalah pandangan, ide-ide, perasaan, pemikiran, dan semua kegiatan mental manusia. Sastra adalah inspirasi yang diekspresikan dalam sebuah bentuk keindahan. Sastra juga adalah semua buku yang memuat perasaan manusia yang mendalam dan kebenaran moral dengan sentuhan kesucian, keleluasaan, pandangan, dan membentuk yang mempesona.
Batasan yang lainnya sastra adalah merupakan pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manivestasi kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa sebagai medium dan punya efek yang positif terhadap kehidupan manusia atau kemanusiaan.
Sastra adalah hasil kehidupan jiwa yang terjelma dalam tulisan atau bahasa tulis yang menggambarkan atau mencerminkan peristiwa kehidupan masyarakat atau anggota-anggota masyarakat itu.
Sastra adalah hasil kegiatan kreatif manusia dalam mengungkapkan penghayatan dengan menggunakan bahasa.
Sastra adalah rekaman penting hal-hal yang pernah dilihat, dihayati, dipikirkan dan dirasakan pengarangnya dalam kehidupan.
Dari ungkapan diatas batasan sastra sampai kini belum ada yang klop. Tentu hal itu ada penyebabnya. Batasan sastra sulit di buat atau didefinisikan penyebabnya sebagai berikut :
· Sastra bukan ilmu, sastra adalah seni. Dalam seni banyak unsur kemanusiaan yang masuk ke dalamnya, khususnya perasaan, karena terlalu dominan kedudukan perasaan itu, maka sangat sulit diterapkan untuk metode ilmu.
· Sebuah batasan selalu berusaha mengungkapkan hakikat sebuah sasaran, hakikat itu sifatnya universal dan abadi. Bisa dikatakan, sastra tergantung tempat dan waktu.
· Sebuah batasan sastra sulit menjangkau hakikat dari semua jenis sastra. Mungkin batasan itu cocok untuk puisi, belum tentu cocok untuk novel, atau sebaliknya.
· Batasan tentang sastra biasanya tidak hanya berhenti pada pembuat pemberian saja, tetapi juga suatu usaha penilaian. Disinilah letaknya batasan sastra itu selalu mengacu kepada apa yang disebut karya sastra yang baik untuk suatu zaman dan tempat.
Pengertian sastra menurut para ahli antara lain :
1. Sumarno dan Saini, sastra adalah ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, gagasan, semangat, keyakinan, dalam suatu bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan pesona dengan alat-alat bahasa.
2. Mursal Esten, menyatakan sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan punya efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
3. Menurut Engleton, sastra yang disebutnya "karya tulisan yang halus" (belle letters) adalah karya yang mencatatkan bentuk bahasa. harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.
4. Ahmad Badrun, berpendapat bahwa Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol- simbol lain sebagai alai, dan bersifat imajinatif.
5. Menurut Semi, sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya
6. Panuti Sudjiman, mendefinisikan sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapannya.
7. Menurut Sumardjo dan Sumaini, definisi sastra yaitu :
- Sastra adalah seni bahasa.
- Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam.
- Sastra adalah ekspresi pikiran dalam bahasa.
- Sastra adalah inspirasi kehidupan yang dimateraikan dalam sebuah bentuk keindahan.
- Sastra adalah semua buku yang memuat perasaan kemanusiaan yang benar dan kebenaran moral dengan sentuhan kesucian, keluasan pandangan dan bentuk yang mempesona.
8. Suyitno, Sastra adalah sesuatu yang imajinatif, fiktif dan inventif juga harus melayani misi-misi yang dapat dipertanggungjawabkan.
9. Tarigan, sastra adalah merupakan obyek bagi pengarang dalam mengungkapkan gejolak emosinya, misalnya perasaan sedih, kecewa, senang dan lain sebagainya.
10. Damono, mengungkapkan bahwa sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial.
B. Ciri-Ciri Sastra
§ Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan sebuah imitasi, sastra merupakan suatu luapan yang spontan.
§ Sastra bersifat otonom yang artinya tidak mengacu kepada sesuatu yang lain dan sastra tidak bersifat komunikatif.
§ Karya sastra yang otonom itu bercirikan suatu koherensi. Koherensi artinya suatu keselarasan yang mendalam antara bentuk dan isi.
§ Sastra menghidangkan sebuah sintesis antara hal-hal yang saling bertentangan, bertentangan itu aneka ragam bentuknya.
§ Sastra mengungkapkan yang tidak terungkap oleh bahasa sehari-hari.
C. Fungsi Karya Sastra
v Karya sastra itu bisa memberikan kesadaran kepada para pembaca tentang kebenaran-kebenaran hidup.
v Karya sastra bisa memberikan pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang manusia, dunia dan kehidupan.
v Karya sastra bisa memberikan kegembiraan dan kepuasan batin. Hiburan yang dilontarkan karya sastra itu merupakan hiburan intelektual spiritual.
v Karya sastra itu bisa memuat kebenaran-kebenaran hakiki.
v Karya sastra jangan mengenal batasan kebangsaan.
v Karya sastra harus bisa memenuhi kebutuhan manusia terhadap naluri keindahan.
v Karya sastra harus bisa memberikan penghayatan yang mendalam.
v Karya sastra harus bisa membudayakan manusia.
D. Karya Sastra Bermutu
ü Harus berupa rekaman isi jiwa si pengarang.
ü Harus komunikatif, artinya bisa dimengerti oleh orang banyak tidak hanya dimengerti oleh orang tertentu saja atau hanya dimengerti oleh si pengarang.
ü Harus berpola atau berbentuk teratur. Artinya bentuk atau polanya itu berstruktur, jalan pikiran yang dilontarkan si pengarang bisa dipahami dan bisa dimengerti si penikmat sastra.
ü Harus bisa menghibur. Karya sastra yang baik harus bisa menghibur para penikmat sastra.
ü Seluruh unsur harus menyatu. Karya sastra baik seluruh unsurnya harus menunjukan kesatuan dari isi, bentuk, bahasa dan ekspresi pribadi pengarangnya harus benar-benar serasi satu sama lainnya.
E. Jenis Sastra
1) Sastra Imajinatif
Sastra imajinatif adalah karya-karya yang amat tipis berhubungan dengan fakta atau realita kehidupan. Karya sastra imajinatif lebih bertugas untuk menerangkan, menjelaskan, memahami, membuka pandangan baru, memberikan makna kepada realitas kehidupan atau dengan kata lain sastra imajinatif menyempurnakan realitas agar manusia lebih mengerti dan bersikap yang semestinya terhadap realitas kehidupan. Sastra imajinatif antara lain puisi dan prosa.
a. Puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi. Ditinjau dari bentuk dan isinya ragam puisi terbagi menjadi beberapa macam yaitu :
- Puisi epik, adalah suatu puisi yang didalamnya mengandung cerita kepahlawanan, baik kepahlawanan yang berhubungan dengan legenda, kepercayaan, maupun sejarah.
- Puisi naratif, adalah puisi yang didalamnya mengandung suatu cerita dan pelaku, perwatakan, setting, maupun rangkaian peristiwa tertentu yang menjalin suatu cerita.
- Puisi lirik, adalah puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman sikap, maupun suasana batin yang melingkupinya.
- Puisi dramatik, adalah salah satu jenis puisi yang secara objektif menggambarkan perilaku seseorang baik lewat kelakuan, dialog, maupun monolog sehingga mengandung suatu gambaran kisah tertentu.
- Puisi dikdaktik, adalah puisi yang mengandung nilai-nilai pendidikan yang umumnya terampil eksplisit.
- Puisi satirik, adalah puisi yang mengandung sindiran atau kritik tentang kepincangan atau ketidakberesan kehidupan suatu kelompok maupun suatu masyarakat.
- Romance, adalah puisi yang berisi luapan rasa cinta seseorang terhadap kekasih.
- Elegi, adalah puisi ratapan yang mengungkapkan rasa pedih seseorang.
- Ode, adalah puisi yang berisi pujian terhadap seseorang yang memiliki jasa atau sikap kepahlawanan.
- Himne, adalah puisi yang berisi pujian kepada Tuhan maupun ungkapan rasa cinta terhadap bangsa.
b. Prosa adalah bentuk sastra yang dinyatakan dengan bahasa bebas, artinya tidak memakai ikatan yang luar biasa. Bentuk-bentuk dari prosa yaitu novel, roman dan cerpen.
c. Novel adalah cerita yang berbentuk prosa dalam ukuran yang luas yang menguraikan peristiwa kehidupan seseorang yang luar biasa dan berakhir dengan perubahan nasib kehidupan pelakunya. Menurut isinya novel dapat dibagi menjadi tiga yakni :
- Novel percintaan, merupakan novel yang melibatkan peranan tokoh wanita dan pria secara seimbang, bahkan kadang-kadang peranan wanita lebih dominan.
- Novel petualangan, merupakan novel yang sedikit sekali memasukan peranan wanita.
- Novel fantasi, merupakan sebuah cerita tentang hal-hal yang tidak realitas dan serba tidak mungkin dilihat dari pengalaman sehari-hari.
d. Roman adalah karangan yang menceritakan kehidupan manusia dengan suka dan duka. Roman dapat dibedakan sebagai berikut :
- Roman adat, merupakan roman yang berisi kecaman terhadap adat yang berlaku tidak sesuai lagi dengan kemajuan zaman.
- Roman psikologis, merupakan roman yang ceritanya berasal dari kehidupan jiwa manusia.
- Roman bertujuan, adalah roman berisi tujuan atau cita-cita pengarangnya.
- Roman sejarah, merupakan roman yang terdapat unsur sejarah dan pelakunya diambil dari orang-orang yang benar ada dalam sejarah tanah air.
- Roman ditektif, merupakan roman yang menceritakan persoalan polisi rahasia.
e. Cerpen atau cerita pendek. Kata pendek disini tidak ada ketentuan yang pasti. Pendek disini diartikan sebagai bacaan yang singkat yang dapat dibaca sekali duduk dalam waktu yang singkat, genrenya mempunyai efek tunggal, karakter, plot dan setting yang terbatas, tidak beragam dan tidak kompleks.
2) Karya Non Imajinatif
Karya non imajinatif kadar faktanya agak menonjol. Para sastrawan di dalam mengarang sastra yang imajinatif benar-benar berkerja berdasarkan fakta atau kenyataan yang betul-betul terjadi.
Yang termasuk ke dalam karya sastra nonimajinatif adalah esei, kritik, bografi, otobiografi, sejarah, memoar, catatan harian, dan surat-surat.
a. Easi adalah karangan pendek tentang sesuatu fakta yang dikupas menurut pandangan pribadi penulisannya. Untuk mengungkapkan fakta dalam esai dapat dibagi empat yakni :
- Esai deskripsi, benar-benar fakta itu digambarkan secara sebenarnya, penulisan tak dibebani untuk menjelaskan atau menafsirkan fakta tersebut, penulisan bertugas hanya untuk memotret dan melaporkan apa adanya tanpa dibebani harus mengomentari.
- Esai ekposisi, penulisan bukan hanya tidak hanya bertugas untuk menggambarakan fakta tetapi harus menjelaskan fakta sempurna-sempurnanya.
- Esai argumentasi, penulis bukan hanya sekedar menujukan fakta saja tetapi juga harus menujukan permasalahannya,setelah itu baru dianalisis dan disimpulkan,
- Esai narasi, penulisan selain bisa menggambarkan fakta dalam urutan yang kronologis, juga harus bisa menceritakan dalam bentuk cerita.
b. Kritik adalah analisis untuk menilai suatu karya seni, yakni kritik sastra intrinsik dan kritik sastra ekstrinsik. Kritik sastra intrinsik menganalisis sebuah karya sastra berdasarkan bentuk dan gayanya. Kritik sastra intrinsik mengupas unsur-unsur karya menilai dan menyimpulkan kelemahan dan kelebihan yang terdapat dalam karya itu. Disamping itu jenis kritik dibagi menjadi tiga, yaitu :
- Kritik impresionistik adalah kritik yang berupa kesan-kesan pribadi secara subjektif terhadap sebuah karya sastra.
- Kritik penghakiman adalah kritik yang bekerja secara deduksi dengan berpegang teguh kepada ukuran-ukuran sastra terrtentu, untuk menetapkan apakah karya sastra itu baik atau tidak.
- Kritik teknis adalah kritik sastra yang bertujuan menunjukkan kelemahan-kelemahan tertentu dari sebuah karya sastra agar pengarangnya dapat memperbaiki kesalahannya dilain waktu.
c. Biografi adalah cerita tentang hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain. Biografi digolongkan menjadi empat, yaitu :
- Biografi ilmiah adalah biografi yang penuh dengan data-data teknis yang menjadi keahlian khusus tokoh tersebut.
- Biografi berat sebelah adalah biografi yang banyak menyembunyikan atau menghilangkan segi-segi buruknya, karena demi keberhasilan tujuan yang akan dicapainya.
- Biografi populer adalah biografi yang menekankan penggambaran riwayat hidup seseorang secara jelas.
- Novel biografi adalah novel yang lebih mementingkan unsur khayalinya daripada fakta.
d. Otobiografi adalah biografi yang ditulis oleh tokohnya sendiri atau kadang-kadang ditulis oleh orang lain atas penuturan dan sepengetahuan tokohnya.
e. Sejarah adalah cerita tentang zaman lampau sesuatu masyarakat berdasarkan sumber-sumber tertulis maupun tidak tertulis.
f. Memoar adalah sebuah otobiografi, yakni riwayat yang ditulis oleh tokohnya sendiri.
g. Catatan harian adalah catatan seseorang tentang dirinya dan lingkungan hidup yang ditulis secara teratur.
h. Surat-surat adalah tokoh tertentu untuk orang lain dapat dinilai sebagai karya sastra karena kualitas yang sama seperti terdapat dicatatan harian.
F. Aliran-Aliran Dalam Sastra
s Aliran realisme adalah aliran ini melukiskan sebagai objek cerita.
s Aliran naturalisme merupakan aliran cabang dari aliran realisme dan cenderung melukiskan kenyataan-kenyataan yang buruk dan jelek.
s Aliran neo-naturalisme adalah naturalisme yang tidak hanya mengemukakan keburukan atau kejelekan saja, tetapi cenderung pula melukiskan keadaan yang baik dan bagus.
s Aliran ekspresionisme adalah aliran yang mengambil cara menyampaikan segala lukisan dengan menempuh curahan jiwa.
s Aliran impresionisme adalah aliran yang melukiskan kenyataan yang sebenarnya dengan jalan mengemukakan kesan atau pandangan sepintas lalu.
s Aliran determinisme merupakan cabang dari aliran naturalisme yang melukiskan nasib buruk yang ditentukan oleh keadaan zaman dan lingkungan.
s Aliran surealisme merupakan aliran realisme yang berlebih-lebihan sehingga lukisannya merupakan campuran antara realisme dan ekspresionisme.
s Aliran romantik merupakan lawan dari aliran realisme.
s Aliran idealisme merupakan aliran yang mengutamakan idea sebagai pokok tujuannya.
s Aliran simbolik adalah gubahan yang beraliran romantik yang melukiskan dan memakai alam hewan atau tumbuhan sebagai perlambangannya bagi kehidupan manusia.
s Aliran psikologisme adalah aliran yang mengutamakan penguraian jiwa.
s Aliran didaktis adalah aliran yang bermaksud member pendidikan kepada seluruh lapisan masyarakat, bahannya diambil dari tengah-tengah masyarakat.
G. Perkembangan Sastra di Indonesia
Ketika kita membahas masalah perkembangan sastra Indonesia, bayangan kita seringkali tertuju pada angkatan-angkatan sastra Indonesia, seperti angkatan 1920-an atau disebut juga angkatan Balai Pustaka; angkatan 1933, yang disebut juga angkatan Pujangga Baru; angkatan 1945 yang disebut angkatan Pendobrak, dan angakatn 1966 atau disebut juga angkatan Orde Lama.
Angkatan 1920-an identik dengan novel Marah Rusli berjudul Siti Nurbaya; angkatan 1933 dengan tokoh sastrawannya Sutan Takdir Alisahbana (dalam bidang prosa) dan Amir Hamzah (bidang puisi). Angjatan 1945 dengan tokoh sentralnya, Chairil Anwar dengan puisi-puisinya yang sangat monumental berjudul Aku. Angkatan 1966 dengan tokoh centralnya Dr. Taufik Ismail dengan kumpulan puisinya berjudul Tirani dan Benteng.
Pembagian angkatan seperti itu dikemukakan oleh Hans Bague Jassin (H.B. Jassin), seorang ahli sastra Indonesia yang sering disebut-sebut sebagai Paus Sastra Indonesia . Tentu boleh-boleh saja kita setuju dengan pembagian seperti itu, apalagi memang kepakaran H.B. Jassin dalam mengapresiasi sastra Indonesia cukup mumpuni. Tetapi yang lebih penting kita ketahui adalah bahwa sastra Indonesia dari masa ke masa mengalami perkembangan.
Menarik untuk diperhatikan bahwa perkembangan sastra Indonesia berbanding lurus dengan perkembangan dunia pendidikan di Indonesia . Pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan formal, dimulai tahun 1900-an, yaitu ketika penjajah Belanda membolehkan bangsa boemi poetra (sebutan untuk orang Indonesia oleh Belanda) memasuki pendidikan formal. Tentu saja pendidikan formal saat itu adalah milik penjajah Belanda.
Karena genre sastra terdiri dari tiga bentuk (yaitu puisi, prosa, dan drama), maka ada baiknya kita menganalisis perkembangan genre sastra ini dari tiga bentuk itu. Dengan demikian, dalam pembelajaran ini Anda akan menganalisis perkembangan puisi, prosa, dan drama dalam lingkup sastra Indonesia.
v Perkembangan Puisi
Dilihat dari segi kewaktuan, puisi Indonesia dibedakan menjadi puisi lama dan puisi modern. Puisi lama Indonesia umumnya berbentuk pantun atau syair. Dan bersifat anonim karena tidak disebutkan siapa pengarangnya. Puisi lama menjadi milik masyarakat.
Puisi modern, atau puisi baru, berkembang sejak bangsa Indonesia mengenal pendidikan formal. Maka puisi modern Indonesia mulai muncul tahun 1920-an karena pada tahun itulah bangsa terdidik Indonesia mulai muncul. Sejak itu puisi baru Indonesia terus berkembang. Sejarah perpuisian Indonesia mencatat beberapa penyair berikut:
Penyebutan nama-nama di atas tentu saja masih belum lengkap karena penyair-penyair Indonesia yang tersebar di berbagai daerah masih banyak. Boleh jadi jumlahnya sampai ratusan, bahkan ribuan. Yang tercatat diatas hanyalah penyair-penyair yang secara intens kerap muncul di media massa dengan karya-karyanya, baik karya berbentuk puisi itu sendiri maupun esai-esainya. Dan oleh pengamat sastra (kritikus) dicatat namanya sebagai penyair yang karyanya layak disebut puisi-puisi yang bermutu.
v Perkembangan Prosa
Seiring dengan perkembangan puisi, prosa Indonesia pun berkembang pula. Seperti puisi, prosa pun mengenal prosa lama dan prosa baru atau prosa modern. Prosa lama bersifat anonim; dengan penjenisannya meliputi dongeng, hikayat, fabel, sage. Sedangkan prosa baru, dengan diukur dari panjang pendeknya, meliputi cerpen, novelet, dan novel/roman.
Prosa Indonesia baru pun mulai muncul tahun 1920-an, dengan ditandai munculnya novel monumental berjudul Siti Nurbaya, buah karya Marah Rusli. Lalu zaman Pujangga Baru muncul pula Sutan Takdir Alisjahbana dengan roman berjdul Layar Terkembang. Lalu, menjelang kemerdekaan muncul Armiyn Pane yang menulis novel Belenggu yang dianggap novel modern pada zamannya.
Tahun 1945 perlu dicatat nama Idrus sebagai prosaic cerpen. Buku kumpulan cerpennya Dari Ave Maria ke Jalan Lain Ke Roma menjadi buku yang cukup terkenal. Selain itu juga novel singkat yang digarap dengan nada humor berjudul Aki.
Tahun 1949 muncul novel karya Achdiat Karta Miharja berjudul Atheis. Atheis termasuk novel yang cukup berhasil karena hamir semua unsurnya menonjol dan menarik unuk dibaca. Dengan mengambil latar Pasundan berhasil mengangkat sebuah tema terkikisnya sebuah kepercayaan keagamaan. Hasan, tokoh utama dalam novel ini, adalah orang yang 180 derajat berbalik dari taat beragama tiba-tiba menjadi seorang yang atheis karena pengaruh pergaulannya dengan Rusli dan Anwar yang memang berpaham komunis.
Tahun 1955 muncul cerpen yang sangat terkenal, berjudul Robohnya Surau Kami, buah karya Ali Akbar Navis (lebih dikenal dengan A.A. Navis). Cerpen ini sarat dengan kritik sosial menyangkut kesalahan orang dalam menganut agama. Navis nambapknya ingin mendobrak paham keagamaan masyarakat Indonesia yang mengira beribadah hanyalah sekedar melaksanakan shalat, puasa, atau mengaji Quran; sedangkan kegiatan lain di luar ibdah formal, sepertimencari nafkah, peduli pada sesama dan alam dibaikan. Lewat tokoh Haji Shaleh yang tiba-tiba masuk neraka karena ulahnya di dunia yang mengabaikan kepentingan keluarga.
Tahun 1968 muncul novel berjudul Merahnya Merah, garapan Iwan Simatupang, sebuah novel yang cukup absurd, terutama dalam hal gaya bercerita. Namun demikian, novel ini banyak memperoleh pujian dan sorotan para kritikus sastra, baik dalam maupun luar negeri.
Tahun 1975 nuncul novel Harimau! Harimau!, buah karya Mochtar Lubis, menceritakan tentang tujuh orang pencari damar yang berada di tengah sutan selama seminggu. Mereka adalah Pak Haji, Wak Katok, Sutan, Talib, Buyung, Sanip dan Pak Balam. Di tengah hutan itu mereka berhadapan dengan seekor harimau yang tengah mencari mangsa. Empat orang di antara tujuh orang itu (Pak Balam, Sutan, Talib, dan Pak Haji). Kecuali Pak Haji yang meinggal karena tertembak senapan Wak Katok, tiga yang lalinnya meninggal karena diterkam Harimau.
Haimau! Harimau! Sarat dengan pesan moral, yaitu bahwa setiap manusia harus mengakui dosanya agar terbebas dari bayang-bayang ketakutan. Pak Balam, orang yang pertama terluka karena diterkam harimau, mengakkui dosa-dosanya di masa muda, dan menyuruh para pendamar yang lain juga mengakui dosa-dosanya. Semua memang mengakui, hanya Wak Katok yang enggan mengakuinya.
Tahun 1982, muncul novel Ronggeng Dukuh Paruk, karya Ahmad Tohari, sebuah novel yang berhasil mendeskripsikan adat orang Jawa, khususnya Cilacap.
Tahun 1990, Ramadhan K.H. menulis novel berjudul Ladang Perminus, sebuah novel yang mengisahkan tentang korupsi di tubuh Perusahaan Minyak Nusantara (Perminus). Novel ini seolah-olah menelanjangi tindakan korupsi di tubuh Pertamina, sebagai perusahaan pertambanyak minyak nasional.
Dan novel paling mutakhir adalah Saman, 1998, karya Ayu Utami. Ayu Utami termasuk novelis yang membawa pembaharuan dalam perkembangan novel Indonesia. Dalam Saman, Ayu Utami tidak sungkan-sungkan membahas masalah seks, sesuatu yang di Indonesia dianggap kurang sopan untuk diungkap. Tapi mungkin zamannya sudah berubah, kini masalah seks sudah bukan merupakan hal yang tabu untuk diungkapkan. Ironis, bahwa yang mengungkap secara detail dan sedikit jorok dalam nobvel ini adalah justru seorang wanita, Ayu Utami.
Dan untuk tahun 2000-an ini, tepatnya tahun 2003 yang baru silam, telah terbit novel termuda, dari penulis termuda pula yang menulis novel berjudul Area X, sebuah novel futurisktik tentang Indonesia tahun 2048, mengenai deribonucleic acid dan makhlluk ruang angkasa. Novel ini ditulis oleh Eliza Vitri Handayani, seorang siswi kelas 2 SMA Nusantara Magelang, sebuah SMA favorit di Indonesia .
v Perkembangan Drama
Perkembangan drama di Indonesia tak sesemarak dan setua perkembangan puisi dan prosa. Kalau puisi dan prosa mengenal puisi lama dan porsa lama, tak demikianlah dengan drama. Genre sastra drama di Indonesia benar-benar baru, seiring dengan perkembangan pendidikan di Indonesia, muncul pada tahun 1900-an.
Sastra drama di Indonesia ditulis pada awal abad 19, tepatnya tahun 1901, oleh seorang peranakan Belanda bernama F. Wiggers, berupa sebuah drama satu babak berjudul Lelakon Raden Beij Soerio Retno. Untuk selanjutnya bermunculanlah naskah-naskah drama dalam bahasa Melayu Rendah yang ditulis oleh para pengarang peranakan Belanda dan atau Tionghoa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sastra adalah seni bahasa. Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam. Sastra adalah ekspresi pikiran dalam bahasa. Dimaksud dengan pikiran disini adalah pandangan, ide-ide, perasaan, pemikiran, dan semua kegiatan mental manusia. Sastra adalah inspirasi yang diekspresikan dalam sebuah bentuk keindahan. Sastra juga adalah semua buku yang memuat perasaan manusia yang mendalam dan kebenaran moral dengan sentuhan kesucian, keleluasaan, pandangan, dan membentuk yang mempesona.
Di dalam karya sastra terdapat jenis-jenis karya sastra yaitu sastra imajinatif dan sastra non imajinatif. Sastra imajinatif adalah karya-karya yang amat tipis berhubungan dengan fakta atau realita kehidupan. Sastra imajinatif antara lain puisi dan prosa.
Karya non imajinatif kadar faktanya agak menonjol. Para sastrawan di dalam mengarang sastra yang imajinatif benar-benar berkerja berdasarkan fakta atau kenyataan yang betul-betul terjadi. Yang termasuk ke dalam karya sastra nonimajinatif adalah esei, kritik, bografi, otobiografi, sejarah, memoar, catatan harian, dan surat-surat.
B. Saran
Sastra merupakan sebuah seni yang menyiratkan hal-hal yang baik. Di dalam sastra kita harus melihat aspek kebaikan dan keindahan. Jika belum lengkap dalam keindahan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai sebuah karya sastra yang baik. Oleh karena itu, sastra hendaknya mempunyai nilai-nilai yang benar dalam keindahannya dan dapat menjanjikan kepada pencinta sastra untuk menikmati dan menghayati sebuah karya sastra.
DAFTAR PUSTAKA
Suhendar dan Pien Supinah. 1993. Pendekatan Teori Sejarah dan Apresiasi Sastra Indonesia . Bandung : CV. Pionir Jaya.