PEMAHAMAN LINTAS BUDAYA DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Rifai
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Indraprasta PGRI
Jl.Nangka No.58 Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Indonesia
Abstrak
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni. Menurut Herkovits pakar budaya mengemukakan bahwa kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat dan bagaimana masyarakat memandang kebudayaan sebagai warisan turun temurun dari satu generasi ke generasi lain. Adapun budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara formal budaya didefinisikan sebagai tataan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan, ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang melalui usaha individu dan kelompok. Budaya yang merupakan pembentukan dari berbagai aspek dan menjadi suatu ciri khas suatu kelompok yang dianggapnya warisan leluhur, mampu membangkitkan minat masyarakat untuk menjaga atas kebudayaannya masing-masing. Budaya juga merupakan perbuatan manusia yang tergantung pada jiwanya dalam mengekspresikan dalam bentuk sebuah karya cipta. Jadi, hubungan antara kebudayaan dan bahasa dapat kita lihat secara sepintas melalui definisi secara umum yang memiliki prinsip yang sama yaitu sama-sama mengakui adanya ciptaan manusia yang bermanfaat bagi manusia. Untuk lebih jelas mengenai bahasa dan kebudayaan, sedikit mengupas tentang pemahaman lintas budaya dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia.
A. PENDAHULUAN
Lintas budaya terjadi ketika manusia dengan budayanya berhubungan dengan manusia lain yang berasal dari budaya yang berbeda, berinteraksi, saling mempengaruhi memberikan dampak positif dan negatif. Sebagai bangsa yang heterogen, di Indonesia memliki banyak kebudayaan yang harus dijaga dan dilestarikan, bisa dilakukan dengan mensosialisasikan kebudayanya masing-masing sebagai masyarakat yang memiliki budaya. Dengan adanya lintas budaya, maka dapat mengetahui kebudayaan dari mana saja, yang merupakan warisan dari generasi ke generasi yang selama ini masih tetap dijaganya oleh sebagian masyarakat.
Adapun budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara formal budaya didefinisikan sebagai tataan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan, hubungan, ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok. Budaya yang merupakan pembentukan dari berbagai aspek dan menjadi suatu ciri khas suatu kelompok yang dianggapnya warisan leluhur, mampu membangkitkan minat masyarakat untuk menjaga atas kebudayaannya masing-masing. Untuk menjaga suatu kebudayaan yang sudah ada sangatlah sulit, banyak kebunyaan yang sudah ada malah diabaikan begitu saja oleh generasinya dengan alasan kebudayaan leluhur kuno. Dapat dipahami dari masyarakat sendiri terutama dari kalangan anak muda, dia lebih menyukai dengan kebudayaan barat, yang baginya sekarang lagi trend.
Budaya adalah gaya hidup unik suatu kelompok tertentu. Budaya bukanlah suatu yang dimilki oleh sebagian orang saja dan tidak dimiliki oleh sebagian orang yang lainnya. Tidak ada persamaan dalam kebudayaan dari satu kelompok ke kelompok lain, sehingga kebudayaan menjadi khas dari suatu kelompok. Budaya juga dimilki oleh seluruh manusia dan dengan demikian seharusnya budaya menjadi salah satu faktor pemersatu suatu bangsa. Disini saling mengisi dengan kebudayaan masing-masing dengan memperlihat kebudayaan yang mereka miliki sebagai bentuk kepedulian. Pada dasarnya juga manusia menciptakan suatu budaya atau lingkungan sosial mereka sebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik. Yang nantinya akan membawa kearah yang lebih baik, dan mampu memberikan sumbangsi kepada masyarakat dan bangsanya.
Budaya sendiri sangat dipengaruhi oleh adat dan pengetahuan masyarakat dimana mereka tinggal dan dibesarkan, terlepas dari bagaimana validitas objektif masuk dan penanaman budaya ini pada dirinya. Individu-individu cenderung mengabaikan atau menolak apa yang bertentangan dengan kebenaran kutural atau bertentangan dengan kepercayaan-kepercayaannya. Inilah yang seringkali landasan bagi prasangka yang tumbuh di antara angota kelompok lain, bagi penolakan untuk berubah ketika gagasan yang sudah mapan untuk menghadapi. Oleh karena itu, setiap budaya untuk harus ditarapkan dalam konteks pembelajaran salah satunya bahasa. Dengan menerapkan budaya dalam kontek pembelajaran bahasa, maka budaya itu akan utuh dan masyarakat (siswa) ikut menjaga kelestarian kebuayaannya yang ada di daerah setempat. Karena bahasa sendiri merupakan bagian dari kebudayaan yang sudah menjadikan ciri khas dari suatu daerah. Dalam hal ini, budaya mempunyai peranan yang sangat penting dalam bahasa yang mampu membawa kebudayaan kedalam kegiatan mengajar.
B. PEMBAHASAN
Pemahaman lintas budaya merupakan penanaman tentang kebudyaan yang tidak secara lebih mendalam mengenai kebudayaan, hanya sebagai pengenalan apa yang yang dimaksud dengan budaya. Penerapan budaya menjadi wadah pelestarian yang selama ini dijaga sebagai keanekaragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Mendapatkan kekayaan budaya tidak mudah, melalui proses yang begitu lama, dan adaya kepercayaan masyarakat terhadap budaya setempat.
Kebudayaan atau yang disebut peradaban, mengandung pengertian yang luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang komplek, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat (kebiasaan) dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat (Tailor, 1897).
Para ahli sudah banyak yang menyelidiki berbagai kebudayaan. Dari hasil penyelidikan tersebut, timbul dua pemikiran tentang munculnya suatu kebudayaan atau peradaban. Pertama, anggapan adanya hukum pemikiran atau perbuatan manusia disebabkan oleh tindakan besar yang menuju kepada perbuatan yang sama dan penyebabnya yang sama. Dari pendapat diatas tidak lepas dari kondisi alam, dengan kata lain, alam yang menjadikan keadaan tidak ada ujung pangkalnya atau alam yang tidak pernah bertindak secara langsung. Dari garis besar pengertian diatas bahwa budaya terjadi melalui proses yang mengikat keterbiasaan masyarakat dalam melakukan tindakan yang dianggapnya memiliki ciri khas tersendiri dengan yang lainnya.
Mempelajari kebudayaan bukan suatu kegiatan yang mudah mengingat banyaknya batasan konsep dari berbagai bahasa, sejarah, atau literaturnya, baik yang berwujud maupun yang abstrak yang secara jelas menunjukan jalan hidup kelompok masyarakat (siswa). Dengan demikian, budaya sangat sulit untuk didefinisikan secara konkret karena mengingat budaya sendiri memiliki wujud yang abstrak maupun yang nyata tetapi memiliki nilai didalam lingkungan masyarakat. Dengan keterbiasaan yang mencakup berbagai aspek kehidupan dan didukung oleh warga setempat dan menjadikan suatu kepercayaan yang dianggapnya bagian dari norma dan hukum adat setempat. Kebudayaan sendiri menurut Kluckhohn (1951) semua antropologi Amerika setuju dengan diajukan oleh Herkovits dalam bukunya yang berjudul Man and His Work tentang kebudayaan, yaitu :
1. Kebudayaan dapat dipelajari.
2. Kebudayaan bersumber dari segi biologis, lingkungan, psikologis dan komponen sejarah eksistensi manusia.
3. Kebudayaan mempunyai struktur.
4. Kebudayaan dapat dipecah-pecah ke dalam berbagai aspek.
5. Kebudayaan bersifat dinamis.
6. kebudayaan mempunyai variabel.
7. Kebudayaan memperlihatkan keteraturan yang dapat dianalisis dengan metode ilmiah.
8. Kebudayaan merupakan alat bagi seseorang untuk mengatur keadaan totalnya dan menambah arti bagi kesan kreatifnya.
Kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok manusia termasuk didalam perwujudan benda-benda materi; esensi kebudayaan terdiri atas tradisi cita-cita atau paham terutama keterkaitan terhadap nilai-nilai. Ketentuan-ketentuan ahli budaya itu sudah bersifat universal, dapat diterima oleh pendapat umum (Bakker, 1984). Dari pendapat diatas bahwa kebudayaan bagian dari pemikiran, perasaan dari reaksi yang diturunkan oleh simbol dan mampu menyusun tersendiri dari kelompok manusia dan diterima secara umum. Dari pengertian tersebut bahwa budaya tidak pernah terlepas dari bahasa, dimana bahasa sendiri memiliki makna yang hampir sama dengan budaya. Terbentuknya suatu budaya adanya interaksi pengguna bahasa yang mampu memberikan gagasan, ide dan perasaan yang dijadikan suatu objek dalam suatu tindakan.
Hubungan antara kebudayaan dan bahasa dapat kita lihat secara sepintas melalui definisi secara umum yang memiliki prinsip yang sama yaitu sama-sama mengakui adanya ciptaan manusia yang bermanfaat bagi manusia. Dapat kiranya kita tarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup. Hasil buah budi manusia dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
- Kebudayaan material (lahir), yaitu kebudayaan yang terwujud kebendaan, misalnya; rumah, gedung, alat senjata, mesin-mesin, pakaian dan sebagainya.
- Kebudayaan immaterial (spiritual = batin), yaitu kebudayaan adat istiadat, bahasa, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Dari pembagian kebudayaan tersebut cukup jelas bahwa keterkaitan kebudayaan dengan bahasa tidak dapat dipisahkan, karena memiliki definisi yang sama. Bahasa sendiri terjadi karena adanya berbagai aspek kehidupan yang menyimbolkan sesuatu sebagai alat komunikasi. Nilai bahasa terletak pada makna yang disimbolkan oleh suatu bahasa. Bahasa dapat dikatakan sebagai wahana budaya. Hal itu, tampak kenyataan bahwa bahasa Inggris sebagai simbol modernisme dan teknologi, dan bahasa Arab sebagai simbol agama islam. Secara vitalitas bahasa terletak pada kemampuan dan berfungsi sebagai simbol kebudayaan yang mampu memberikan pengajaran terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Mengisyaratkan bahwa dalam suatu bahasa ada pranata tertentu yang khas dalam kegiatan berbahasa, misalnya pemanfaatan bahasa sebagai wahana integrasi antara budaya yang satu dengan budaya yang lain.
Keterkaitan bahasa dan budaya begitu kuat, dapat dilihat dari penggunaan seseorang dalam berbahasa sehingga dapat ditebak kebudayaannya atau nilai kepercayaan yang dianutnya. Selain itu, bahasa juga mampu menunjukkan ciri khas sopan santun dalam berbahasa, dapat kita lihat contoh di daerah Solo, bahasa yang digunakan luwes, ini berarti bahasa mencirikan kebudayaan setempat. Dengan demikian budaya dapat diterapkan dengan pengajaran bahasa Indonesia. Konteks yang dilakukan dalam pengajaran bahasa Indonesia melalui budaya dapat kita lihat dari; bahasa, aksara (tulisan), adat istiadat, logat bahasa, dan cipta karya pada daerah setempat. Salah satu pembelajaran bahasa Indonesia yang melalui dengan kebudayaan dapat kita lihat dari segi karya cipta dan bahasa yang digunakan. Contohnya:
Pembelajaran bahasa yang mengupayakan pembelajaran siswa dengan dongeng. Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dapat dilakukan berupa analisis tujuan dan karakteristik studi serta siswa, analisis sumber pembelajaran, menetapkan strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengolahan dan prosedur pengukuran hasil pembelajaran.
Pembelajaran bahasa yang mengupayakan pembelajaran siswa yang berdasarkan konteks kebudayaan dapat dilakukan dengan cara melakukan suatu kegiatan berupa cerita wayang orang. Dengan kegiatan tersebut, siswa dapat mengetahui kebudayaan yang ada di daerah tersebut, umpamanya daerah Jawa Tengah. Selain itu, siswa pun dapat memahami secara langsung isi cerita yang ditampilkan melalui cerita wayang orang. Dengan melalui kebudayaan wayang orang, siswa mempunyai pemahaman dan pemanfaatan dalam pembelajaran yaitu mengetahui kebudayaan yang ada di Indonesia dan bahasa yang digunakan dalam cerita. Manfaat dari pembelajaran bahasa Indonesia dalam konteks kebudayaan adalah mampu memberikan inspirasi kepada siswa keanekaragaman kebudayaan yang begitu beragam.
Pemahaman lintas budaya dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia merupakan hal yang penting dalam proses kegiatan pembelajaran. Dengan melalui kebudayaan, anak mampu mengimplikasikan kebudayaan ke dalam bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi secara nasional tidak lepas dari kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa. Bahasa Indonesia sendiri lahir berasal dari bahasa daerah yaitu bahasa Melayu. Untuk memperkaya kosakata bahasa Indonesia, tidak hanya dari satu bahasa melainkan dari berbagai bahasa yang diserap ke dalam bahasa Indonesia. Jadi, budaya memberikan asumsi kepada bahasa Indonesia dan menjaga kelestarian kebudayaan yang telah ada.
Adapun peran bahasa dalam budaya, antara lain:
1. Bahasa adalah simbol bunyi/tanggapan timbal-balik
2. Bahasa dalam suatu kebiasaan.
3. Bahasa sebagai alat berkomunikasi.
4. Peran bahasa dalam budaya untuk mengembangkan dan meneruskan budaya dari generasi ke generasi.
5. Sebagai aspek budaya, bahasa harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan peradaban manusia, tanpa pengembangan bahasa tidak mungkin adanya pengembangan budaya.
6. Apabila tidak ada budaya dalam IPTEK tidak akan berkembang karena dengan adanya bahasa IPTEK akan membangun sarana dan prasarana.
C. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Pemahaman lintas budaya merupakan penanaman tentang kebudyaan yang tidak secara lebih mendalam mengenai kebudayaan, hanya sebagai pengenalan apa yang yang dimaksud dengan budaya. Penerapan budaya menjadi wadah pelestarian yang selama ini dijaga sebagai keanekaragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Dengan sedikit memberikan pengetahuan kebudayaan kepada siswa, maka menjadi inspirasi kepada siswa bahwa cakupan dari kebudayaan tidak hanya meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat (kebiasaan) dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat melainkan bahasa yang digunakan didalam lingkungan itu sendiri.
Pemahaman lintas budaya dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia memiliki keterkaitan yang sangat kuat sehingga mampu menjaga kelestarian kebudayaan yang ada di Indonesia. Keterkaitan bahasa dan budaya, dapat dilihat dari penggunaan seseorang dalam berbahasa sehingga dapat ditebak kebudayaannya atau nilai kepercayaan yang dianutnya. Selain itu, bahasa juga mampu menunjukkan ciri khas sopan santun dalam berbahasa seseorang. Bahasa sebagai pengupayaan dan pembentukan suatu kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.
Dengan melalui lintas budaya, anak mampu mengimplikasikan kebudayaan ke dalam bahasa Indonesia. Dimana bahasa Indonesia merupakan sebagai alat komunikasi secara nasional yang tidak lepas dari kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masing-masing daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar